SARBI mengawali kiprahnya pada 1990 sebagai sebuah group kerja yang bergerak di bidang penafsiran potret udara dan pengolahan data potensi hutan, kemudian pada 1993 didirikan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang survei potensi hutan, pemotretan udara, dan pemetaan hutan.
Selanjutnya pada 1995 berkembang dengan merintis kegiatan di bidang studi lingkungan, studi diagnostik bina desa hutan, perencanaan hutan (RKPH), penilaian (HTI), tata batas dan proyek-proyek pemerintah di lingkungan kehutanan.
Pengembangan berikutnya tahun 1996 SARBI mengembangkan usahanya dibidang GIS, remote sensing (Citra Satelit), aplikas teknologi informasi dan memegang keagenan GPS (Global Positioning System).
Pada tahun 1998 SARBI mengembangkan usahanya di bidang audit kinerja HPH danHTI, pendampingan, pengawasan proyek, pengendalian proyek (manajemen proyek), penilaian proyek,dan pelatihan kelompok tani hutan serta perencanaan berbagai taman nasional (termasuk taman nasional laut) dan hutan wisata.
Lalu, di tahun 2001, SARBI mengembangkan lagi usahanya dibidang perencanaan teknis reboisasi dan penghijauan, perencanaan teknis rehabilitasi mangrove dan perencanaan teknis rehabilitasi lahan kritis.
Kemudian, tahun 2003 SARBI mengembangkan diri di bidang pembibitan tanaman hutan dan MPTS, pengadaan benih tanaman hutan, pembangunan persemaian permanen, survei mikro, Re-design HPH, studi kelayakan areal HPH yang tidak dibebani hak, evaluasi dampak Gerhan dan studi pemanfaatan jasa lingkungan.
Beranjak ke 2007, SARBI menambah lagi dua bidang layanan yaitu sebagai Lembaga Penilai Independen (LPI) dan pembuatan proposal untuk permohonan HTI, RE, dan HPH. Lalu, tahun 2010 SARBI membuka layanan di bidang sertifikasi PHPL dan verifikasi legalitas kayu serta handling perijinan di bidang kehutanan
Tahun 2016 SARBI mengembangkan usahanya di bidang studi sosial dan lingkungan KPH, studi karakteristik gambut, reklamasi paska tambang, rehabilitasi hutan dan lahan serta rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS).Jangkauan layanan meliputi seluruh provinsi di Indonesia termasuk Timor Timur (sebelum memisahkan diri).
Total proyek yang pernah dikerjakan hingga saat ini kurang lebih 1.210 proyek dengan jumlah klien 859 klien. Klien tersebut terdiri dari instansi di lingkungan kehutanan baik pusat maupun daerah, dan perusahaan swasta baik PMDN maupun PMA.
Walaupun kliennya bergerak diberbagai bidang usaha (perkebunan, pertambangan, migas, energi, dan transportasi), tapi SARBI tetap konsisten hanya melibatkan diri dalam pelayanan yang ada keterkaitan dengan bidang kehutanan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa SARBI melayani berbagai kegiatan di bidang kehutanan kecuali penebangan hutan dan pengolahan kayu.
SARBI merupakan perusahaan layanan jasa di bidang kehutanan angkatan kedua sejak mulai berkembangnya konsultan kehutanan pada awal tahun 1984. Perusahaan konsultan di bidang kehutanan angkatan pertama umumnya didirikan oleh dosen atau mantan pejabat Kementerian Kehutanan.
Perusahaan konsultan angkatan kedua umumnya didirikan oleh generasi muda yang pernah bekerja di perusahaan-perusahaan angkatan pertama, dimana jumlah perusahaan konsultan angkatan pertama jumlahnya hanya sekitar 13 perusahaan. SARBI sendiri tercatat sebagai anggota konsultan kehutanan urutan ke 16.
Sejak berdirinya konsultan angkatan kedua berikutnya tumbuh sangat pesat konsultan di bidang kehutanan.
Hingga tahun 1997 tercatat konsultan yang bergerak dibidang kehutanan kurang lebih 514 perusahaan.
Namun setelah krisis ekonomi pada tahun 1998 jumlah konsultan di bidang kehutanan turun drastis, bahkan yang dapat bertahan hidup tinggal beberapa perusahaan saja. Walaupun terjadi fluktuatif jumlah konsultan di bidang kehutanan, tetapi jumlahnya tidak pernah melampaui di era sebelum krisis.
Memang sebelum krisis usaha di bidang kehutanan merupakan primadona, bahkan saat itu kehutanan merupakan pengumpul devisa kedua terbesar setelah migas sehingga wajar kalau usaha di bidang jasa kehutanan sangat marak.
Pasca runtuhnya insdustri kehutanan dan maraknya illegal logging usaha di bidang kehutanan terus mengalami penurunan karena potensi kayu semakin berkurang dan banyak hutan yang menjadi gundul bahkan menjadi lahan kritis.
Namun bersyukur SARBI masih tetap bertahan hingga saat ini walaupun harus berkali-kali merubah orientasi bidang layanannya. Mungkin saat ini SARBI merupakan perusahaan konsultan dibidang kehutanan yang cukup senior karena banyak perusahaan yang seangkatannya telah gulung tikar atau keluar dari bidang kehutanan.
Memang tidak dipungkiri keberadaan SARBI saat ini juga karena kepercayaan dari klien-klien setianya yang selalu menggunakan jasa layanan SARBI untuk menyelasaikan atau membantu usaha kliennya terkait dengan jasa bidang kehutanan.
Disamping itu juga SARBI memang sudah banyak dikenal oleh Masyarakat Perhutanan Indonesia (MPI) sehingga SARBI merupakan nama yang tidak asing lagi di kalangan rimbawan dan praktisi kehutanan.
Menyiapkan Generasi Kedua
Saat ini para pendiri SARBI sudah pada memasuki Masa Persiapan Pensiun (MPP), sehingga dewan direksi SARBI saat ini sedang giat mempersiapkan manajemen “SARBI Generasi Kedua”, baik mempersiapkan Sumber Daya Manusia calon pengganti generasi pertama, maupun sistem manajemen mutu dan penerapan aplikasi yang berbasis teknologi.
Tujuannya agar manajemen perusahaan dapat dijalankan oleh sebuah sistem, mengingat ke depan kemungkinan tidak ada lagi “figur sentral” di dalam perusahaan tersebut.
Manajemen SARBI juga sedang mempersiapkan generasi kedua untuk memanfaatkan teknologi dalam mengembangkan usahanya, bahkan direksi SARBI lagi giat-giatnya mendorong generasi kedua untuk memanfaatkan teknologi digital tersebut dalam rangka mempromosikan hutan Indonesia yang sebenarnya masih menyimpan berbagai potensi alam, baik berupa keindahan, keunikan, kemanfaatan, dan ke khasan.
Oleh karena itu Direktur Utama SARBI Ir. Ateng Sutisna, M.BA, mendorong karyawan yang milenial untuk menjadi Youtuber untuk menceritakan atau menginformasikan tentang keunikan hutan yang ditemukan pada saat di lapangan, sehingga diharapkan bisa diketahui oleh khalayak.
Mudah-mudahan dikemudian hari ada pihak-pihak yang tertarik atau memanfaatkan keunikan hutan tersebut untuk kesejahteraan umat manusia. Dalam rangka mendorong karyawan milenial untuk menjadi Youtuber, SARBI akan mengadakan pelatihan untuk menjadi seorang Youtuber profesional dan akan mengadakan lomba membuat konten Youtube.
“SARBI Generasi Pertama” tugasnya saat ini adalah menghantarkan SARBI generasi kedua untuk dapat “Eksis di Lahan Kritis dan Berjaya di Rimba Raya”. Segala upaya yang sedang dilakukan oleh para pendiri dan perintis SARBI dalam hal menyiapkan “SARBI Generasi Kedua” adalah untuk mempertahankan agar SARBI tetap ada dan eksis melayani dan mengabdi pada hutan Indonesia. ADV
Sumber :
Klik Disini