Latest News

Angkat Hutan Indonesia Melalui Teknologi

Saya ingin mendorong yang milenial manfaatkan teknologi digital untuk mengangkat hutan Indonesia dari berbagai sisi. Kalau ada keunikan yang perlu dikonservasi ceritalah di situ (YouTube), siapa tahu ada yang berminat mengkonservasi atau menindaklanjuti.

Jakarta, Portonews.com-Hutan menjadi salah satu kekayaan sumber daya alam yang dimiliki Indonesia. bahkan, dahulu Indonesia sempat mendapat julukan zamrud khatulistiwa karena negara ini nyaris ditutupi oleh rimbunnya hutan-hutan belantara.

Namun, seiring berjalannya waktu, luasan hutan di Indonesia semakin mengalami penurunan. Berdasarkan data dari Yayasan Madani Berkelanjutan, tahun 2018, hutan alam tersisa di Indonesia paling luas terdapat di Provinsi Papua seluas24,9 juta hektare, Papua Barat 8,8 juta hektare, Kalimantan Tengah 7,2 juta hektare, Kalimantan Timur 6,5 juta hektare, Kalimantan Utara 5,6 juta hektare dan Kalimantan Barat 5,4 juta hektare.

Direktur Utama PT. Sarbi Moerhani Lestari, Ateng Sutisna. Foto: Okta Frieda Parhusip/Portonews

Meski demikian, masih banyak orang yang ingin mengenal lebih jauh seperti apa kondisi kehutanan Indonesia. Bahkan, Direktur Utama PT. Sarbi Moerhani Lestari, Ateng Sutisna menganjurkan para anak muda milenial untuk mendokumentasikan pengalaman pribadinya saat berada di hutan melalui media sosial YouTube.

“Saya ingin mendorong yang milenial manfaatkan teknologi digital untuk mengangkat hutan Indonesia dari berbagai sisi. Kalau ada keunikan yang perlu dikonservasi ceritalah di situ (YouTube), siapa tahu ada yang berminat mengkonservasi atau menindaklanjuti. Seperti di Papua ada keunikan kita bekerjasama dengan penduduk di sana, bisa kita ceritakan juga,” kata Ateng, saat berbincang dengan PORTONEWS, di Kementerian Lingkungan Hidup (KLHK), Jakarta, (28/5/2020).

Pria yang gemar memakai topi itu, tak lupa menyarankan para karyawannya yang masih berusia muda untuk menjadi Youtuber, sehingga bisa mengangkat keunikan hutan Indonesia.

Dia mengungkapkan, sudah puluhan tahun bergelut dengan sektor perhutanan. Dahulu, sebelum YouTube ada meramaikan era teknologi, Ateng hanya bisa memotret jenis-jenis tanaman bagus dan unik yang dia temui selama bertugas di hutan.

“Kami mau adakan pelatihan bagaimana mereka bisa eksis menjadi Youtuber, misalkan bertemu sesuatu yang unik di hutan bisa diceritakan. Jadi ada karya lain disamping tugas yang harus dikerjakan,” ujarnya.

Sumber :
Klik Disini